A TALE OF PSYCHO-J (PSYCHO-Jの物語)

Hei hei hei, minna!! Here I am again, the one and only, #admin Kai~ how's it goin'?? well gue baru aja balik abis dari nonton filmnya Quentin Tarantino, The Hateful Eight, hahahaha. Keren banget filmnyaaa~ tapi wait, gue bukan mau ngomongin film itu apalagi bikin reviewnya, gue mau mengumumkan hal yang lain. Want to know? of course you wanna know!!! Hahahaha, oke oke langsung aja.
So, Psycho-J punya banyak project, dan salah satunya adalah yang mau gue umumin ini. PSYCHO-J udah dibuat light novel nyaaa~ yes yes. jadi, gue bakal publish light novel ini per minggu nya tiap hari minggu~ Light novel ini bercerita tentang kami tentunya, true events yang dibumbui dengan unsur-unsur sci-fi, fantasy, dan action, and the one who will write all the story is our Ojou-sama, Kia!! All hail ojou-sama. Oke, di post ini gue bakal nulis sinopsis nya dulu, dan chapter prologue nya setelah post ini, stay tune~

A Tale of PSYCHO-J: Sinopis

Negara ini tengah carut marut dikuasai sistem pemerintahan yang serakah dan merasa paling benar. Hak-hak rakyat dirampas atas nama kebaikan bersama. Sebagian wilayah disita untuk rencana pembangunan yang tiada hentinya. Aspirasi tak satupun sampai. Bahkan, sekalipun mengetuk pintu mereka, tak sekalipun memiliki kesempatan untuk didengar. Belum lagi non-transparansi kegiatan yang menimbulkan rumor sana-sini. Negara sedang dirundung hiruk-pikuk.

Pasukan oposisi bermunculan dimana-mana. Mereka disebut Rebels (Pemberontak); Sekumpulan orang kasar yang mengatasnamakan kemerdekaan, meski tak lebih baik dibandingkan para bandit yang menyikut sana-sini demi memenuhi tujuan mereka yang tak kalah merusak. Rakyat menjadi takut dan apatis.

Akan tetapi, masih terdapat jiwa-jiwa pemberani yang memiliki terang di hati mereka. Cahaya yang tak redup di mata, di tengah suramnya tanah tercinta. Merekalah, merekalah kelompok independen yang bersedia menghentikan jerit penderitaan itu. Kelompok yang melihat tunas harapan yang hampir layu. Sekumpulan orang, yang menawarkan segenap kemampuan mereka untuk membantu sosok-sosok tertindas.

Bukan Pahlawan, karena mereka pun masih merasa tak berdaya untuk menumpas kejahatan yang merejalela. Bukan Pahlawan, karena mereka merasa tak pantas untuk menyemat gelar tersebut. Buka Pahlawan, karena mereka hanya ingin berguna untuk sesama....karena mereka mengerti, bagaimana rasanya tersakiti. Agar orang-orang itu, tak lagi merasa sendiri....